Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan pemicu fenomena masih tingginya undisbursed loan di Indonesia, ditandai dengan plafon kredit tak terpakai dari yang telah disediakan perbankan masih di atas Rp 2.000 triliun.
Per September 2025, ia mencatat, nominal undisbursed loan masih mencapai Rp 2.374,8 triliun dari plafon kredit yang tersedia secara total Rp 10.527,6 triliun. Disebabkan tak makin tingginya kredit tak terpakai di sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, jasa dunia usaha hingga jasa sosial.
"Pertanian, industri, perdagangan, jasa dunia usaha, jasa sosial, maupun berbagai lainnya ini adalah beberapa sektor yang undisbursed loan atau plafon kredit yang belum digunakan mengalami kenaikan," ucap Perry saat rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, Jakarta, Senin (17/11/2025).
Menurut Perry, fenomena ini terjadi karena belum kuatnya permintaan kredit di dunia usaha. Sektor korporasi ini ia sebut belum mau menggunakan fasilitas kredit karena lebih memilih untuk mengandalkan pembiayaan internal daripada meminjam ke perbankan.
"Tentu saja ini bagi korporasi yang kondisi keuangannya bagus, terutama karena barang kali sejumlah korporasi ini belum mau menggunakan kreditnya karena dananya masih cukup di korporasinya sehingga prospek ekonomi ke depan perlu dilakukan perbaikan," tegas Perry.
Sebagai informasi, undisbursed loan adalah kredit menganggur atau fasilitas kredit yang belum ditarik oleh nasabah bank nya. Adapun, kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat menjadi penyebab para debitur belum menarik fasilitas kreditnya di perbankan.
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Video: Kredit Bank Tumbuh 7,77% di Juni 2025, Sektor Tambang Unggul

2 hours ago
2

















































