BMKG Jelaskan Kapan La Nina Berakhir, Ungkap Prediksi Cuaca Terbaru

2 weeks ago 11
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan kabar terbaru terkait anomali iklim yang berdampak pada kondisi cuaca di Indonesia. Yaitu, kejadian anomali iklim global yang ditandai dengan keadaan suhu permukaan laut (SPL) atau sea surface temperature (SST) di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur lebih dingin dibandingkan suhu normalnya.

Kondisi ini disebut juga La Nina. Mengutip laman Climate Early Warning System BMKG, kondisi La Nina biasanya diikuti dengan berubahnya pola sirkulasi Walker (sirkulasi atmosfer arah timur barat yang terjadi di sekitar ekuator) di atmosfer yang berada di atasnya dan dapat memengaruhi pola iklim dan cuaca global.

Disebutkan, kondisi La Nina dapat berulang dalam beberapa tahun sekali dan setiap kejadian dapat bertahan sekitar beberapa bulan hingga dua tahun.

Secara umum, La Nina dapat memicu peningkatan curah hujan di Indonesia berkisar 20-40% dibandingkan kondisi Netral.

Lebih lanjut BMKG menjelaskan, La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan di hampir di sebagian besar wilayah Indonesia pada bulan Juni-Juli-Agustus (JJA).

Jika pada bulan September-Oktober-November (SON), La Nina memicu kenaikan curah hujan di wilayah tengah hingga timur Indonesia.

Sedangkan pada Desember-Januari-Februari (DJF) dan Maret-April-Mei (MAM), La Nina berpengaruh pada meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia bagian timur.

Namun ditambahkan, pada periode puncak musim hujan (DJF), La Nina tidak berdampak pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan barat sebagai akibat interaksinya dengan sistem monsun.

Sebelumnya pada awal November 2024 lalu BMKG mengungkapkan, hasil monitoring indeks IOD dan ENSO Dasarian III Oktober 2024 menunjukkan, indeks IOD yang melewati batas ambang Netral dengan indeks IOD -0.77 dan telah berlangsung selama 2 dasarian. Artinya, La Nina melanda RI sejak bulan Oktober 2024 lalu, dengan kategori La Nina lemah.

Lalu, sampai kapan La Nina berlangsung?

Dalam Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Februari 2025 yang dirilisi BMKG tanggal 24 Februari 2025 disebutkan, hasil monitoring indeks IOD dan ENSO menunjukkan, indeks IOD berada pada kategori netral dengan indeks 0,223, fase Netral IOD diprediksi bertahan hingga pertengahan tahun 2025.

"Sementara itu, anomali SST di Nino3.4 menunjukkan indeks sebesar -0,3. Kondisi ini mungkin mengindikasikan La Nina lemah sedang proses beralih menuju Netral," tulis BMKG, dikutip Selasa (25/2/2025).

"Anomali SST Wilayah Samudra Hindia bagian timur diprediksi hangat hingga Agustus 2025. Indian Ocean Dipole diprediksi tetap pada kisaran Netral hingga Juli 2025," lanjut BMKG.

Disebutkan, prediksi itu juga sejalan dengan prakiraan beberapa pusat iklim dunia.

"ENSO diprediksi dalam kondisi Netral pada periode Maret-April-Mei 2025 hingga Agustus-September-Oktober 2025," sebut BMKG.

Analisis dan Prediksi Enso Pemutakhiran Dasarian II Febuari 2025. (Dok. BMKG)Foto: Analisis dan Prediksi Enso Pemutakhiran Dasarian II Febuari 2025. (Dok. BMKG)
Analisis dan Prediksi Enso Pemutakhiran Dasarian II Febuari 2025. (Dok. BMKG)

Peringatan Cuaca Terbaru

Sementara itu, BMKG memprediksi, berdasarkan jumlah zona musim (ZOM), sebanyak 82% wilayah Indonesia masuk musim hujan. Dan, pada Februari III - Maret II 2025 umumnya diprediksi curah hujan berada di kriteria rendah - menengah (20-150 mm/dasarian).

BMKG pun mengeluarkan peringatan waspada dampak munculnya siklon tropis, yang akan berdampak ke kondisi cuaca di Indonesia pada periode 25 Februari sampai 3 Maret 2025.

"Dalam sepekan ke depan, kondisi cuaca di Indonesia diprakirakan masih dipengaruhi sejumlah fenomena atmosfer," tulis BMKG.

"Satu diantaranya adalah Siklon Tropis Bianca yang terletak di Samudra Hindia selatan Jawa. Siklon tropis ini bergerak ke arah barat-barat daya dengan kecepatan angin maksimum mencapai 55 knot, sehingga masih memberikan dampak tidak langsung terhadap peningkatan curah hujan di Sumatra bagian selatan dan sebagian Jawa," tambah BMKG.

Tak hanya itu, sirkulasi siklonik, gelombang ekuator, Monsun Asia, Madden-Julian Oscillation (MJO) juga ikut andil meningkatkan potensi cuaca signifikan di Indonesia. Ditambah, adanya labilitas lokal.

Berikut peringatan dini BMKG untuk prospek cuaca, berlaku tanggal 25-27 Februari 2025:

Secara umum, cuaca di Indonesia akan didominasi berawan hingga hujan ringan.

"Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang," demikian peringatan BMKG.

Kondisi ini berpotensi terjadi di wilayah berikut:

  • Hujan Sedang - Lebat

Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kep. Riau, Jambi, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, DK Jakarta, DI Yogyakarta, Bali, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah dan Papua Selatan.

  • Hujan Lebat - Sangat Lebat

Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Papua Pegunungan.

  • Angin Kencang

Maluku.

"Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website https://www.bmkg.go.id/, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG,' tegas BMKG.

"Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru," ujar BMKG.


(dce/dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Gaza II Mau Pecah Hingga Muncul 2 Bibit Siklon di RI

Next Article La Nina Bakal Terjadi, BMKG Ingatkan Siaga Hujan Lebat-Ini Lokasinya

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |