Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Patra Niaga mendukung program pemerintah untuk meningkatkan persentase pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) berbasis minyak sawit pada Solar (biodiesel) atau fatty acid methyl ester (FAME) hingga 50% (B50). Rencana implementasi B50 tersebut ditargetkan bisa berjalan pada Semester II 2026 mendatang.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra mengungkapkan bahwa perusahaan siap mendukung program pemerintah tersebut. Pihaknya pun telah melakukan inovasi untuk menjawab keluhan dan masukan dari konsumen terkait dampak dari B40 terhadap mesin.
Perusahaan pun baru saja meluncurkan produk BBM baru bernama Biosolar Performance untuk konsumen industri pada hari ini, Senin (22/12/2025).
Pihaknya tidak menampik bahwa penggunaan biosolar dengan campuran nabati tinggi memunculkan kekhawatiran teknis di kalangan pelaku industri. Perusahaan sendiri banyak menerima masukan atau voice of customer terkait efek samping pada mesin, seperti risiko penyumbatan filter (filter blocking) hingga penurunan tenaga mesin (power loss) yang dapat mengganggu operasional.
"Jadi saat ini memang pemerintah terus berusaha untuk melakukan upaya kemandirian energi. Salah satu upayanya adalah melakukan blending solar dengan FAME. Saat ini blending tersebut mencapai komposisi 40%. Namun saat ini juga kami bersama pemerintah, pemerintah punya program untuk melakukan uji coba menuju ke B50," jelasnya dalam Konferensi Pers, di Kantor Pertamina Patra Niaga, Jakarta, Senin (22/12/2025).
"Namun demikian menjawab dalam konteks tantangan ini dan tentunya menjawab voice of customer konsumen-konsumen kami di industri yang mana memang ada beberapa side effect daripada sifat dari Biosolar B40 ini, kami pada siang hari ini ingin menyampaikan bahwa kami mempunyai opsi solusi untuk ini adalah dengan menghadirkan produk Biosolar Performance," ujarnya.
Produk BBM baru tersebut dihadirkan sebagai jawaban atas tantangan operasional yang dihadapi mesin-mesin industri akibat karakteristik bahan bakar nabati.
"Mudah-mudahan produk ini bisa menjawab atas beberapa isu khususnya terkait dengan potensi terjadi filter blocking, potensi terjadinya penurunan power loss, maupun potensi atas adanya risiko apa namanya downtime operation. Nah oleh karena itu kami mencoba mencari solusi, mudah-mudahan menjadi salah satu opsi solusi buat konsumen-konsumen kami di sektor industri," tandasnya.
Perlu diketahui, Pertamina baru saja meluncurkan produk BBM baru bernama Biosolar Performance untuk konsumen industri. BBM jenis Solar ini khusus untuk menjawab tantangan mesin-mesin industri dalam menggunakan biodiesel B40, sekaligus mendukung persiapan menuju implementasi B50.
Produk BBM tersebut dilengkapi dengan paket aditif khusus yang memiliki empat fungsi utama. Selain membersihkan injektor, aditif tersebut berfungsi untuk memisahkan kandungan air (water separability), mencegah korosi pada tangki (corrosion inhibitor), serta mengurangi pembentukan busa (anti-foam) saat pengisian bahan bakar.
Adapun, VP Business Development & Subsidiary Patra Niaga Sigit Setiawan menjelaskan Biosolar Performance dirancang untuk menjawab kebutuhan operasional industri dengan jam kerja tinggi dan beban mesin berat, sehingga reliability operasional lebih tinggi dibandingkan B40 konvensional.
"Secara teknis, Biosolar Performance membantu menjaga sistem bahan bakar tetap bersih dan stabil, sehingga performa mesin lebih optimal dan biaya operasional dapat ditekan. Ini menjadi solusi bagi konsumen industri yang membutuhkan keandalan jangka panjang," jelas Sigit dalam kesempatan yang sama.
Biosolar Performance itu sendiri telah diuji coba pada sejumlah sektor industri, termasuk hulu migas dan pertambangan.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]

2 hours ago
1
















































