- Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam pada perdagangan kemarin, IHSG jatuh dan rupiah menguat
- Wall Street berakhir beragam di mana hanya Dow Jones yang menguat
- Peluncuran Danantara dan bullion bank serta kebijakan Trump akan menjadi penggerak sentimen hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam pada perdagangan kemarin. Indeks Haraga Saham Gabungan (IHSG) melemah, rupiah menguat sementara Surat Berharga Negara (SBN) kembali dibeli investor.
Pasar keuangan kemungkinan akan menghadapi tekanan berat pada hari ini karena kabar dari Amerika Serikat (AS). Selengkapnya mengenai pergerakan sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
Pada perdagangan kemarin, Senin (24/2/2025), IHSG ditutup melemah 0,78% ke level 6.749,60. Nilai transaksi mencapai Rp12,18 triliun dengan melibatkan 33,69 miliar saham dalam 1,22 juta transaksi.
Dari total saham yang diperdagangkan, 223 saham menguat, 351 saham melemah, dan 218 saham stagnan. Investor asing mencatat net sell sebesar Rp 3,47 triliun pada perdagangan kemarin.
Secara sektoral, mayoritas sektor mengalami pelemahan, kecuali sektor teknologi yang mencatat kenaikan tertinggi, didorong oleh lonjakan saham DCI Indonesia (DCII). Saham DCII dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi penopang utama IHSG, sementara saham Barito Renewables Energy (BREN) dan Amman Mineral Internasional (AMMN) menjadi pemberat utama yang menekan indeks ke zona merah.
IHSG justru melemah setelah Presiden Prabowo Subianto meresmikan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), kemarin. Danantara menjadi satu dari penggerak sentimen pasar kemarin selain data uang beredar (M2).
Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2025 tumbuh lebih tinggi. Posisi M2 pada Januari 2025 tercatat sebesar Rp9.232,8 triliun atau tumbuh sebesar 5,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,8% (yoy).
Namun, Dana Pihak Ketiga (DPK) perorangan pada Januari 2025 tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,6%, lebih dalam dibandingkan hingga 2,1% pada Desember lalu. Lalu, penyaluran kredit pada Januari 2025 diklaim BI tetap kuat sebesar Rp 7.684,3 triliun atau tumbuh 9,6% (yoy).
Dari pasar mata uang, nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) . Berdasarkan data Refinitiv, rupiah ditutup naik 0,18% ke Rp16.270/US$ pada Senin (24/02/2025), melanjutkan tren penguatan selama tiga hari berturut-turut sejak 20 Februari 2025.
Penguatan rupiah hari kemarin terjadi setelah Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan Danantara. Terbentuknya Danantara bertujuan sebagai solusi strategis dan efisien dalam optimalisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam peresmian tersebut, ia menandatangani Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 yang merevisi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, serta Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025 mengenai organisasi dan tata kelola badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara. Selain itu, Prabowo juga menandatangani Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2025 terkait pengangkatan dewan pengawas dan badan pelaksana Danantara.
Danantara diproyeksikan memiliki pengaruh besar dalam pengelolaan aset negara, dengan evaluasi awal mencapai lebih dari US$900 miliar dalam Aset Dalam Pengelolaan (AUM), atau sekitar Rp14.710 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.345/US$). Di sisi lain, pelemahan indeks dolar AS dalam beberapa hari terakhir turut memberikan dorongan bagi penguatan rupiah, meskipun efek ini bersifat sementara.
Banyaknya aset ini diharapkan bisa menjadi modal Danantara menarik investasi asing yang membuat rupiah menguat.
Penguatan rupiah kemarin terjadi setelah Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan Danantara pada pagi . Prabowo menegaskan bahwa pendirian Danantara bertujuan sebagai solusi strategis dan efisien dalam optimalisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dalam peresmian tersebut, ia menandatangani Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 yang merevisi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, serta Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025 mengenai organisasi dan tata kelola badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara. Selain itu, Prabowo juga menandatangani Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2025 terkait pengangkatan dewan pengawas dan badan pelaksana Danantara.
Danantara diproyeksikan memiliki pengaruh besar dalam pengelolaan aset negara, dengan evaluasi awal mencapai lebih dari US$900 miliar dalam Aset Dalam Pengelolaan (AUM), atau sekitar Rp14.710 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.345/US$). Di sisi lain, pelemahan indeks dolar AS dalam beberapa terakhir turut memberikan dorongan bagi penguatan rupiah, meskipun efek ini bersifat sementara.
Selanjutnya, ke pasar surat utang kemarin di mana yield SBN tenor 10 tahun terpantau melandai ke 6,78% kemarin, dari 6,79% pada hari sebelumnya.
Sebagai catatan, pergerakan yield pada surat utang itu berlawanan arah dengan harga. Maka, dengan melandainya yield ini menunjukkan bahwa harga sedang naik karena banyak dibeli investor.
Pages