Bagaimana Pergerakan IHSG Besok? Simak Penjelasan Para Analis Market

10 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor pasar saham tanah air sedang bersiap menghadapi perdagangan besok, Selasa (8/4/2025), yang merupakan hari pertama perdagangan di bulan April setelah libur dan cuti bersama Idulfitri.

Akan tetapi, investor khawatir dengan potensi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) besok. Sebab, pada perdagangan beberapa indeks pasar Asia hari ini, semuanya kompak anjlok.

Pada perdagangan Senin (7/4/2025), tujuh indeks di pasar Asia kompak ambruk. Bahkan Hang Seng mencatatkan penurunan hingga 15,24%.

Namun, bukan hanya pasar Asia saja yang 'kebakaran'. Indeks utama Wall Street juga kompak jatuh pada akhir perdagangan Jumat (5/4/2025) waktu setempat. 'Kebakaran' yang terjadi di Wall Street pun merembet ke pasar Asia hari ini dan tidak menutup kemungkinan akan merembet ke pasar saham Tanah Air yang baru dibuka besok.

Diperkirakan pada perdagangan besok, IHSG akan bergerak cenderung melemah atas respons yang terjadi pada pasar Wall Street dan juga Asia.

Alexander Rahardjo selaku Financial & Investment Advisor kepada CNBC Indonesia mengatakan, IHSG diprediksi akan jatuh lebih dari 2% di kisaran 6.300-an. Hal tersebut didorong oleh penentuan tarif balasan dari Uni Eropa (UE) pada Rabu (9/4/2025), yang akan memengaruh pergerakan volatilitas pasar keuangan Tanah Air.

Selain itu, risiko utang jatuh tempo Amerika Serikat (AS) pada tahun 2025 juga mendorong kekhawatiran pasar global.

Raja Paian selaku Investment Specialist PT Mirae Asset Sekuritas juga memberikan keterangan yang sama kepada CNBC Indonesia. Raja memprediksi IHSG akan jatuh lebih dari 2%.

Raja juga mengatakan bahwa sektor consumer goods dan ritel yang akan paling berimbas dari kepanikan pasar besok.

Martin Aditya selaku Investment Analyst PT Capital Asset Management ikut memberikan keterangannya kepada CNBC Indonesia. Proyeksi IHSG setelah lebaran kemungkinan besar masih akan berpotensi melanjutkan koreksi.

"Jika backtesting dari tahun 2021 hingga tahun 2024 selalu begitu polanya. Namun terjadinya berbeda-beda setiap tahunnya, terkadang lagging terkadang leading," kata Martin.

Ia juga menuturkan, selama menjelang libur dan cuti bersama Lebaran, Indonesia mendapatkan kabar kebijakan yang kurang baik untuk Indonesia dan beberapa negara lainnya mengenai patokan tarif impor yang disahkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Sehingga dengan adanya sentimen ini, maka penurunan IHSG akan berlanjut akibat Indonesia dikenakan tarif impor 32%. Dan juga beberapa negara tetangga maupun negara lainnya mengalami penurunan indeks saham yang turun dalam akibat terkena dampak kebijakan tarif tersebut terbilang relatif tinggi.

Akan tetapi, jika melihat secara jangka panjang, potensi IHSG rebound masih besar. Apalagi valuasinya hampir mirip dengan tahun 2020 ketika terjadi pandemi Covid-19 dan sektor perbankan yang berkapitalisasi besar saat ini menawarkan dengan dividen yield yang tinggi dan juga Dividend Payout Ratio (DPR) yang tetap konsisten meningkat, karena faktor penurunan harga yang sudah sangat terdiskon.

Martin juga mengatakan, jika berbicara mengenai range IHSG untuk tahun 2025, dengan keadaan market yang sangat volatile baik secara domestik maupun global, untuk skenario bullish IHSG berada di level 6940-7000, skenario bearish IHSG di level 5620-5900, skenario normal IHSG di level 6400-6500.

Saat ini, P/E IHSG di kisaran 9,2x sudah di bawah level pandemi Covid-19 pada tahun 2020, P/E IHSG ketika 2008 di kisaran 7,6x. Jadi level saat ini sudah cukup menarik seharusnya untuk para investor retail terutama untuk investor institusi.

Martin memproyeksikan range IHSG untuk April 2025 diprediksi akan bergerak dalam range 5900-6500. Sentimen yang akan memengaruhi IHSG beberapa bulan ke depan masih terkait rupiah yang terus melemah, padahal indeks dolar sudah cukup flat pergerakannya, yang berarti banyak investor menunggu kebijakan fiskal dan moneter domestik yang lebih terarah serta keadaan politik yang lebih stabil.

Sebenarnya terlihat juga dari yield SBN tenor panjang masih terus mengalami kenaikan. Kemudian kekhawatiran defisit APBN yang melebar juga akan menjadi sentimen terutama bagi para investor asing. Lalu kebijakan tarif impor AS juga masih tetap menjadi perhatian para investor karena adanya kekhawatiran dapat berubah lagi karena dapat dinegosiasi.

Martin menambahkan, dengan adanya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara bisa membantu membanjiri likuiditas pasar modal Tanah Air terutama di saham. Apalagi jika institusi-institusi dengan aset kelolaan yang besar dari lembaga keuangan lainnya seperti dana pensiun, asuransi, dan sejenisnya.

Sehingga dengan adanya ketidakpastian global efek kenaikan tarif Trump, diperkirakan besok semua sektor akan terdampak negatif dan mendorong penurunan IHSG.

Meskipun IHSG akan jatuh pada esok hari, tentunya para investor dapat menjadikan kesempatan emas untuk mengoleksi saham-saham murah dan saham-saham yang akan segera membagikan dividen. Sehingga kesempatan untuk mendapatkan dividen yield yang lebih besar pun akan tercapai.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |