Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Amerika Serikat (AS) kembali melancarkan operasi anti narkoba di Samudra Pasifik timur. Dalam operasi terbaru yang digelar pada Senin (22/12/2025) waktu setempat, satu orang dilaporkan tewas setelah AS menyerang sebuah kapal yang diduga terlibat penyelundupan narkoba.
Komando Selatan AS (US Southern Command/SOUTHCOM) menyebut serangan tersebut menargetkan sebuah "kapal berprofil rendah" yang beroperasi di perairan internasional. Operasi itu dilakukan sebagai bagian dari kampanye militer bertajuk Operasi Southern Spear.
"Pada 22 Desember, atas arahan @SecWar Pete Hegseth, Satuan Tugas Gabungan Southern Spear melakukan serangan kinetik mematikan terhadap sebuah kapal berprofil rendah yang dioperasikan oleh Organisasi Teroris yang Ditunjuk di perairan internasional," tulis SOUTHCOM dalam unggahan di platform X, seperti dikutip CNN International, Rabu (23/12/2025).
SOUTHCOM menegaskan tidak ada anggota militer AS yang terluka dalam operasi tersebut. Namun, satu orang di kapal target dilaporkan tewas akibat serangan.
Operasi Southern Spear merupakan kampanye militer AS yang diklaim bertujuan menekan jalur perdagangan narkoba di kawasan Amerika Latin. Pemerintahan Presiden Donald Trump menyebut individu yang tewas dalam operasi ini sebagai "kombatan ilegal" dan menyatakan AS memiliki kewenangan melakukan serangan mematikan tanpa tinjauan pengadilan berdasarkan temuan rahasia Departemen Kehakiman.
Sejak operasi itu digulirkan, setidaknya 105 orang dilaporkan tewas dalam serangkaian serangan terhadap kapal-kapal yang dituding menyelundupkan narkoba. Pekan lalu, militer AS juga menyerang dua kapal di Pasifik timur yang menewaskan lima orang.
Di luar isu narkoba, peningkatan aktivitas militer AS di kawasan ini juga terjadi di tengah eskalasi tekanan Washington terhadap Venezuela. Presiden Trump sebelumnya menuduh Venezuela mencuri "minyak, tanah, dan aset lainnya" milik AS.
Minggu lalu, Trump memerintahkan "blokade total dan lengkap" terhadap kapal tanker minyak yang dikenai sanksi dan keluar-masuk Venezuela. Hingga kini, AS telah mencegat dua kapal tanker di lepas pantai negara tersebut dan masih memburu satu kapal lainnya, seiring peningkatan kehadiran angkatan laut AS di Karibia.
Trump kembali melontarkan pernyataan keras terhadap Presiden Venezuela Nicolás Maduro, meski menolak menjelaskan tujuan akhir kebijakan AS.
Pemerintah Venezuela mengecam langkah AS tersebut. Dalam surat yang ditandatangani Maduro dan dibacakan Menteri Luar Negeri Yván Gil, Caracas memperingatkan bahwa blokade angkatan laut AS berpotensi mengganggu pasokan energi global.
Maduro juga menilai pengerahan militer AS di Karibia, yang diklaim Washington sebagai operasi pemberantasan narkoba, sebagai "ancaman langsung yang melibatkan penggunaan kekuatan," serta melanggar hukum internasional.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

3 hours ago
3

















































