Gelson Kurniawan, CNBC Indonesia
19 December 2025 16:55
Jakarta, CNBC Indonesia - Lanskap investasi dunia pada 2025 mencatatkan rekor valuasi yang monumental, menggambarkan konsentrasi kekayaan finansial yang semakin masif.
Total nilai aset investasi global kini menyentuh angka US$ 261 triliun, yang didominasi oleh instrumen saham dan obligasi dari negara-negara maju.
Namun, di tengah hegemoni raksasa ekonomi dunia tersebut, pasar modal Indonesia berhasil mencuri perhatian global dengan transformasi signifikannya menjadi salah satu kekuatan pasar terbesar di Asia yang kini di ambang valuasi US$ 1 triliun.
Dominasi Paman Sam dan Hegemoni Teknologi
Secara global, dominasi Amerika Serikat masih sangat sulit dibendung. Pasar saham AS kini menguasai 64% dari total kapitalisasi pasar dunia dengan nilai mencapai US$ 81,8 triliun.
Lonjakan ini didorong oleh reli panjang indeks S&P 500 dan valuasi emiten teknologi yang terdongkrak sentimen Artificial Intelligence (AI).
Tidak hanya di pasar ekuitas, instrumen pendapatan tetap (fixed income) AS juga merajai portofolio global dengan nilai US$ 41,5 triliun, mengukuhkan Dolar AS sebagai jangkar utama sistem keuangan dunia.
Eropa dan Asia (di luar Jepang) menyusul di posisi berikutnya dengan porsi aset ekuitas masing-masing sebesar US$ 14,1 triliun dan US$ 15,3 triliun.
Meskipun porsinya jauh di bawah Amerika Serikat, kawasan Asia tetap menjadi motor pertumbuhan yang menarik minat investor global yang mencari diversifikasi di luar pasar negara maju.
Indonesia: Raksasa Baru Menuju Klub Satu Triliun Dolar
Di sisi lain benua, Indonesia tampil sebagai pemain dominan dalam kategori Asia Equities. Mengacu pada data statistik perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) per 18 Desember 2025, fundamental pasar saham domestik menunjukkan skala yang semakin raksasa.
Kapitalisasi pasar (Market Cap) BEI tercatat telah menembus angka Rp 15.776 Triliun atau setara dengan US$ 943 Miliar.
Valuasi ini menempatkan Indonesia pada posisi strategis, hanya selangkah lagi untuk menembus klub elite bursa dunia dengan kapitalisasi di atas satu triliun dolar AS, sebuah pencapaian yang mencerminkan kedalaman dan kematangan pasar domestik.
Daya tarik Indonesia tidak hanya terletak pada ukurannya, tetapi juga pada kinerja pertumbuhannya yang impresif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup kokoh di level 8.618,19 , mencatatkan pertumbuhan sepanjang tahun ini (year to date/YtD) sebesar +21,73%.
Kinerja ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar dengan performa terbaik di kawasan, jauh mengungguli rekan-rekan ASEAN lainnya seperti Malaysia yang hanya tumbuh tipis 0,28% dan Thailand yang justru terkoreksi -10,72%.
Stabilitas pasar Indonesia juga didukung oleh basis investor domestik yang kuat serta aktivitas perdagangan yang semarak.
Data statistik menunjukkan bahwa investor domestik kini memegang kendali mayoritas dengan porsi 64% secara tahunan (YTD), menjadi banteng pertahanan yang solid saat arus modal asing berfluktuasi.
Selain itu, dengan jumlah perusahaan tercatat yang kini mencapai 958 emiten dan rata-rata nilai transaksi harian yang konsisten tinggi-tercatat mencapai Rp 23,7 triliun pada perdagangan terakhir -pasar Indonesia menawarkan likuiditas yang sehat bagi investor global.
Berikut adalah peta neraca kekayaan aset investasi global tahun 2025, yang memperlihatkan posisi aset-aset raksasa dunia bersanding dengan valuasi pasar saham Indonesia:
Nilai Ekuitas Indonesia (US$ 943 Miliar) merupakan bagian dari kategori "Ekuitas Asia (ex-Jepang)" & "Ekuitas Lainnya", namun ditampilkan terpisah untuk menyoroti signifikansi pasarnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(gls/gls)

4 hours ago
4















































