Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
22 December 2025 16:07
Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan kredit perbankan kembali menunjukkan kenaikan pada November 2025. Hal ini menandakan intermediasi perbankan mulai bergerak lebih aktif menjelang akhir tahun.
Seperti diketahui, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan pemerintah menyalurkan dana sebesar Rp200 triliun ke lima bank milik negara pada 12 September 2025. Kebijakan ini merupakan kebijakan meningkatkan likuiditas di sistem perbankan serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
Penguatan tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya likuiditas perekonomian yang terlihat dari laporan Bank Indonesia (BI) terkait perkembangan uang beredar dalam arti luas (M2).
BI mencatat, pada November 2025, M2 tumbuh 8,3% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih cepat dibandingkan Oktober 2025 yang tumbuh 7,7% (yoy). Secara nominal, M2 tercatat mencapai Rp9.891,6 triliun.
BI menjelaskan, perkembangan M2 pada November 2025 terutama dipengaruhi oleh meningkatnya tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat serta membaiknya penyaluran kredit perbankan. Tagihan bersih kepada Pempus tercatat tumbuh 8,7% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,4% (yoy).
Sejalan dengan meningkatnya likuiditas tersebut, pertumbuhan kredit perbankan pada November 2025 tercatat meningkat menjadi 7,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Oktober 2025 yang tumbuh 7,0% (yoy).
Secara nominal, penyaluran kredit perbankan tercatat mencapai Rp8.196,4 triliun pada November 2025.
Penguatan pertumbuhan kredit perbankan tersebut juga tidak terlepas dari dukungan kebijakan pemerintah di sisi fiskal, khususnya langkah yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam meningkatkan likuiditas perbankan nasional, terutama pada bank-bank HIMBARA.
Pemerintah sebelumnya telah menyalurkan tambahan likuiditas senilai sekitar Rp200 triliun pada September 2025, yang kemudian kembali diperkuat dengan tambahan likuiditas sekitar Rp76 triliun pada November 2025.
Injeksi likuiditas ini tentunya memberikan ruang pendanaan yang lebih longgar bagi perbankan, sehingga meningkatkan kapasitas bank dalam menyalurkan kredit ke sektor riil.
Kredit Investasi Jadi Salah Satu Motor Meningkatnya Pertumbuhan Kredit Perbankan
Akselerasi pertumbuhan kredit perbankan salah satunya ditopang oleh Kredit Investasi (KI) yang tampil sebagai motor utama pertumbuhan.
Kredit investasi tercatat tumbuh 17,8% secara tahunan (yoy), meningkat dibandingkan Oktober 2025 yang sebesar 15,0% (yoy). Laju ini jauh melampaui pertumbuhan kredit secara keseluruhan yang berada di 7,9% (yoy).
Kuatnya pertumbuhan kredit investasi mengindikasikan bahwa penyaluran kredit perbankan semakin bergeser ke pembiayaan jangka panjang, khususnya untuk mendukung ekspansi usaha dan penambahan kapasitas produksi.
Kredit investasi sendiri merupakan pinjaman berjangka panjang yang digunakan untuk membiayai aset tetap dan proyek produktif, seperti pembangunan pabrik, pembelian mesin baru, renovasi besar, hingga ekspansi cabang, dengan tenor yang umumnya berkisar antara 1 hingga 15 tahun.
Berdasarkan sektoral, pertumbuhan kredit investasi terutama ditopang oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencatatkan pertumbuhan 34,3% (yoy) pada November 2025, serta industri pengolahan yang tumbuh 18,1% (yoy).
Kinerja kuat kedua sektor ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas logistik, manufaktur, dan kebutuhan pendanaan proyek, khususnya yang bersifat jangka panjang dan berorientasi pada ekspansi kapasitas usaha.
Selain itu, sektor konstruksi juga cukup mencuri perhatian. Meski secara level pertumbuhan belum setinggi sektor pengangkutan maupun industri pengolahan, sektor konstruksi justru mencatat akselerasi paling tajam dalam satu bulan terakhir.
Sektor Konstruksi Mengalami Akselerasi Tajam Kredit Investasi
Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan kredit investasi ke sektor konstruksi melonjak dari 4,0% (yoy) pada Oktober 2025 menjadi 14,6% (yoy) pada November 2025 atau naik 10,6 poin persentase.
Lonjakan di sektor konstruksi menandai pembalikan tren yang kuat setelah pertumbuhan yang relatif rendah dalam beberapa bulan sebelumnya.
Kenaikan kredit investasi di sektor konstruksi mencerminkan mulai pulihnya pembiayaan proyek jangka panjang, termasuk infrastruktur, proyek properti, serta konstruksi pendukung industri dan logistik.
Perbankan terlihat semakin agresif menyalurkan kredit ke sektor ini seiring membaiknya visibilitas proyek dan meningkatnya kebutuhan pendanaan strategis, baik dari sisi pemerintah maupun swasta menjelang akhir tahun.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)

3 hours ago
2

















































