Alert! Negara Maju Tetangga RI Terancam Jatuh ke Jurang Resesi

1 day ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan ekonomi kini terjadi di Australia. Bahkan ekonomi terus tergerus, merujuk data Produk domestik bruto (PDB) di kuartal pertama (Q1) 2025.

Mengutip Trading Economic, Rabu (4/6/2025), ekonomi Australia tumbuh sebesar 0,2% secara kuartalan (qoq), melambat tajam dari 0,6% pada Q4. Data terbaru ini gagal memenuhi ekspektasi pasar sebesar 0,4%.

"Ini menandai kuartal ke-14 ekspansi tetapi laju paling lemah dalam tiga kuartal," tulis laporan itu.

Belanja publik menimbulkan hambatan terbesar pada pertumbuhan sejak Q3 2017. Ini menyusul beberapa penyelesaian dan penundaan proyek karena gangguan cuaca buruk, berkontraksi untuk pertama kalinya dalam tiga kuartal (-2,0% vs 0,8% pada Q4).

Sementara itu, belanja rumah tangga melambat (0,4% vs 0,7%), dengan pertumbuhan sebagian besar didorong oleh kebutuhan pokok seperti makanan, sewa, dan listrik. Belanja pemerintah datar setelah meningkat pada sembilan kuartal sebelumnya.

"Ekspor menyusut lebih tajam daripada impor di tengah meningkatnya ketidakpastian perdagangan global," muat laman itu lagi.

Perubahan inventaris hanya menambahkan 0,1ppt ke PDB. Rasio tabungan rumah tangga naik menjadi 5,2%, naik dari 3,9% pada Q4.

"Secara tahunan, PDB tumbuh 1,3%, stabil selama dua kuartal berturut-turut namun tidak mencapai konsensus 1,5%," muat laporan tersebut.

Resesi?

Meski demikian, sejumlah laman Australia menyebut ekonomi negara itu menuju ke jurang resesi. Resesi merujuk pelemahan ekonomi atau pertumbuhan negatif dua kali berturut-turut atau lebih dalam setahun.

Ekonom utama Oxford Economics Australia Ben Udy mengatakan kepada NewsWire ekonomi Australia terdampak oleh sejumlah faktor yang seharusnya tidak memengaruhi ekonomi ke depannya. Termasuk suku bunga yang lebih tinggi dan penurunan pengeluaran karena siklon tropis Alfred.

"Itu dapat mendorong kita (Australia) kembali ke dalam resesi per kapita," ujarnya.

Ia menunjuk sejumlah data penting yang harus menjadi perhatian. Termasuk konsumsi pemerintah, penjualan eceran, dan perdagangan, yang semuanya menunjukkan data parsial yang lemah.

Tapi, ia optimis hal ini didorong oleh sejumlah faktor yang terjadi sekali saja. Jika Australia benar-benar jatuh ke dalam resesi per kapita, hal itu kemungkinan akan berlangsung singkat.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Ajak Australia Investasi di Sektor Pangan Hingga EV

Next Article Video: China Kerahkan Kapal Perang, Kelilingi Australia

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |