Jakarta, CNBC Indonesia - Are Blok M di Jakarta, yang menjadi magnet bagi muda-mudi Ibu Kota, dipenuhi banyak restoran dan outlet yang menjual makanan viral. Disebut makanan viral karena umumnya mereka populer berkat kekuatan media sosial.
Tidak sulit mencari makanan viral di Blok M. Cukup lihat di mana ada antrean, di situlah Anda bisa menemukannya.
Pertanyaannya, mengapa banyak orang rela antre, bahkan hingga berjam-jam, demi sebuah makanan viral?
Rachel S. Herz, asisten profesor psikiatri di Fakultas Kedokteran Alpert, Universitas Brown, AS, menyebut bahwa antrean di depan restoran tidak hanya menandakan popularitas, tetapi juga bisa memicu sensasi psikologis yang kuat. Alasan utama mengapa orang mengantre makanan viral, menurut dia, adalah karena Fear of Missing Out (FOMO) alias rasa takut ketinggalan.
"Ketika Anda melihat orang lain mengantre untuk sesuatu, hal itu membuat 'benda' yang diantre orang-orang itu tampak lebih menarik dan memicu FOMO," ujarnya, seperti dikutip dari BBC.
Cathrine Jansson-Boyd, profesor psikologi konsumen di Universitas Anglia Ruskin, menjelaskan mekanisme ini sebagai "bukti validasi sosial". Jika Anda terus melihat orang mengantre berulang kali, katanya, pengulangan tersebut dapat membuat perilaku mengantre terasa normal. Dan hal itu secara tak sadar dapat mengubah cara Anda merespons terhadap aktivitas mengantre makanan viral.
Namun saat ini, antrean jarang terjadi secara tidak sengaja. Kebanyakan orang sudah melihat makanan yang dipesan di media sosial sebelum mereka mengantre. Tekanan untuk melakukan hal-hal yang dilakukan orang lain telah meningkat, kata Jansson-Boyd. "Hal itu memang mengubah kita karena manusia adalah makhluk sosial dan kita ingin semua orang melihat apa yang kita lakukan dan ingin melakukan apa yang dilakukan orang lain."
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

1 hour ago
2
















































