Alasan Ikan Terbesar Dunia Sering Terdampar di RI Akhirnya Terungkap

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Seekor hiu tutul terdampar di Pantai Pagak, Purworejo, Jawa Tengah, pada Minggu (7/12). Hiu yang ditemukan sudah dalam keadaan mati itu memiliki panjang sekitar 4 meter dan berat sekitar 1 ton. Bangkai hiu tutul itu pun dikubur di sekitar lokasi.

Kejadian ini bukan yang pertama, beberapa kali kerap terjadi kasus kematian hiu di perairan Indonesia.

Lantas, apa penyebabnya?

Hiu tutul atau hiu paus yang memiliki nama ilmiah Rhincodon typus, merupakan ikan terbesar yang masih hidup di dunia. Spesies ikan ini menghuni perairan tropis seperti Indonesia dan perairan beriklim sedang yang hangat.

Populasinya hiu mengalami penurunan signifikan akibat aktivitas manusia seperti penangkapan ikan, tabrakan kapal, dan polusi laut. Bahkan, saat ini hiu paus terdaftar sebagai hewan yang "terancam punah" dalam daftar merah IUCN.

Dalam beberapa tahun terakhir, laporan mengenai hiu paus yang terdampar di Indonesia semakin meningkat, sehingga memicu kekhawatiran terhadap kesejahteraan spesies ini serta potensi gangguan terhadap upaya pemulihan populasinya.

Sebuah studi terbaru memetakan lokasi-lokasi terdamparnya hiu paus di perairan Indonesia selama satu dekade terakhir, serta mengaitkan kejadian tersebut dengan dinamika oseanografi.

"Temuan dari studi ini menunjukkan bahwa insiden terdampar memiliki pola spasial dan temporal yang jelas, dengan titik-titik tertentu dan musim tertentu ketika kasus meningkat," kata penulis utama penelitian, Mochamad Iqbal Herwata, manajer senior konservasi spesies di Konservasi Indonesia (KI), dikutip dari Mongabay, Selasa (9/12/2025).

Para peneliti mendokumentasikan peristiwa terdamparnya hiu paus di berbagai habitat laut Indonesia yang sangat beragam, di mana proses oseanografis yang dipicu oleh angin muson yang menciptakan kawasan makan yang produktif.

Mereka mengumpulkan 115 kejadian terverifikasi yang bersumber dari pemberitaan, dengan menerapkan kriteria seleksi yang ketat.

Para ilmuwan menemukan bahwa kejadian hiu paus terdampar di Indonesia menunjukkan konsentrasi regional yang jelas, dengan Jawa Barat dan Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak.

Analisis mereka juga mengungkapkan bahwa hiu paus yang terdampar dalam kondisi hidup atau baru mati mendominasi catatan kejadian, sementara penanganan yang paling umum di berbagai provinsi adalah penguburan dan pelepasliaran.

Mereka juga mengetahui bahwa kasus terdampar tunggal jauh lebih umum dibandingkan terdampar massal, dan angka kematian tetap tinggi meski tingkat keberhasilan pelepasliaran mencapai 71%.

Penulis studi tersebut menjelaskan bahwa analisis mengidentifikasi satu area konsentrasi utama di sepanjang pesisir selatan Jawa, serta mengungkap lokasi hotspot yang muncul secara berurutan, sporadis, dan baru, yang meningkat intensitasnya pada 2022-2023.

"Informasi ini dapat menjadi dasar bagi pemerintah untuk beralih dari pendekatan reaktif menuju strategi pencegahan yang lebih terencana dan berbasis risiko," ujar Iqbal.

Penelitian itu juga menemukan bahwa kejadian terdampar massal kerap bertepatan dengan musim upwelling, sementara dampak manusia, seperti alat tangkap, lalu lintas kapal, dan polusi pesisir, kemungkinan besar memperparah risiko tersebut.

Studi tersebut mencatat bahwa penguatan jaringan penyelamatan dapat meningkatkan peluang hidup bagi banyak individu hiu paus yang awalnya ditemukan masih bertahan.

"Kehilangan individu juvenil berarti kehilangan kontribusi jangka panjang mereka terhadap reproduksi dan pemulihan populasi," kata Iqbal.

Sebab, dampaknya tidak hanya dirasakan secara lokal, tetapi juga memengaruhi status konservasi hiu paus di tingkat kawasan Indo-Pasifik. Jika kasus terdampar ini terus meningkat, peluang pemulihan populasi yang sudah kritis akan semakin mengecil, sehingga memberi tekanan lebih besar terhadap kelangsungan hidup spesies hewan tersebut.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa jumlah hiu paus telah menurun tajam secara global, dengan populasi Indo-Pasifik kehilangan lebih dari separuh individunya hanya dalam beberapa dekade.

Meski penyebab pasti banyak kasus terdampar belum sepenuhnya jelas, bukti mengarah pada faktor seperti konsumsi plastik, cedera dari alat tangkap, dan perubahan lingkungan yang terjadi secara tiba-tiba sebagai pemicu utama yang meningkatkan risiko bagi hiu paus.

(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |