Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan tarif resiprokal atau timbal balik yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah berdampak pada pergerakan harga sejumlah komoditas, seperti minyak, batu bara, gandum, minyak sawit (CPO), hingga beras.
Airlangga menyebut, tarif Trump telah berdampak pada menurunnya harga minyak global hampir 30% menjadi US$ 60-an per barel.
"Akibat Trump 2.0, komoditas turun crude oil hampir 30%, Brent 28% di angka US$ 60-an, batu bara ke angka US$ 97 (per ton). Satu-satunya yang naik ini emas, jadi Pak Presiden launching bullion tepat waktu, karena ini komoditas resesi prove, kita punya emas," tuturnya dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).
"Kedelai turun, gandum turun, CPO turun, dan harga beras turun, jadi seluruh harga komoditas turun, artinya demand akan menahan dan berdasarkan ini kita harus hati-hati terhadap kemungkinan resesi dunia," ujarnya.
Sebagai informasi, berdasarkan informasi yang dikumpulkan tim riset CNBC Indonesia, harga minyak dunia menanjak tipis pada perdagangan Senin (8/4/2025), setelah terpuruk selama tiga hari beruntun. Meski rebound, sentimen pasar masih dibayangi perang dagang Amerika Serikat (AS)-China dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Minyak mentah jenis Brent ditutup naik tipis ke US$64,92 per barel, dari sebelumnya US$64,21 pada akhir pekan. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) juga menguat ke US$61,54 per barel, dari US$60,70 pada perdagangan sebelumnya.
Namun, secara mingguan, harga Brent telah rontok hampir 13% dari level pembukaan bulan April yang sempat menyentuh US$74,49 per barel. Tekanan datang terutama dari sikap agresif Presiden AS Donald Trump yang kembali mengancam China dengan tarif impor tambahan sebesar 50%, membuat pasar global bergolak.
Sementara untuk harga batu bara, harga batu bara berhasil memutus tren pelemahan yang telah terjadi selama tiga hari beruntun di tengah sentimen tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dilansir dari Refinitiv, harga batu bara 7 April 2025 tercatat sebesar US$98,9/ton atau naik 0,92% apabila dibandingkan penutupan perdagangan 4 April 2025 yang sebesar US$98/ton.
Apresiasi harga batu bara ini terjadi setelah mengalami penurunan selama tiga hari beruntun.
Untuk emas, harga emas akhirnya jatuh menembus level US$2.900 per troy ons. Anjloknya harga emas karena emas masih dijadikan barter kerugian dan aksi investor yang memilih dolar Amerika Serikat (AS) karena kekhawatiran perang dagang semakin dalam.
Pada perdagangan Senin (7/4/2025), harga emas dunia di pasar spot anjlok 1,81% di level US$2.982,34 per troy ons. Ini adalah kali pertama emas terpental dari level US$ 3.000 sejak 14 Maret lalu atau 15 hari perdagangan terakhir. Harga penutupan kemarin juga menjadi yang terendah dalam 15 hari.
Emas terus melemah dalam tiga hari perdagangan dengan pelemahan mencapai 5%. Pada perdagangan hari ini, Selasa (8/4/2025) hingga pukul 05.49 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,09% di posisi US$2.985,11 per troy ons.
(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Mulai Lakukan PHK Massal Pekerja Institusi Kesehatan AS
Next Article Video: BI Beberkan 5 Indikator Ekonomi Dunia Bakal Meredup ke Depan