Ahli Klaim Pemilik Golongan Darah ini Berpotensi Terkena Stroke

5 hours ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyakit stroke bisa menyerang siapa saja tanpa melihat batas usia. Stroke bisa terjadi karena pola hidup yang buruk dan orang yang mengalami obesitas.

Selain faktor tersebut, sebuah penelitian dari Neurology menunjukkan adanya hubungan yang mengejutkan antara golongan darah dan risiko stroke. Disebutkan bahwa tipe golongan darah A menghadapi kemungkinan lebih tinggi terkena stroke sebelum usia 60 tahun.

Melansir Science Alert, penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2022, memperdalam pemahaman bagaimana susunan biologis dapat memengaruhi kesehatan.

Para peneliti telah menganalisis data dari 48 studi genetik, yang melibatkan sekitar 17.000 pasien stroke dan hampir 600.000 kontrol non-stroke. Semua peserta berusia antara 18 dan 59 tahun.

Adapun temuan peneliti mengungkapkan hubungan yang jelas antara gen yang bertanggung jawab atas subkelompok darah A1, dan stroke dini.

Pencarian genom secara luas mengungkap dua lokasi yang sangat terkait dengan risiko stroke sebelumnya. Satu lokasi bertepatan dengan tempat gen golongan darah berada.

Sementara, analisis kedua terhadap jenis gen golongan darah tertentu kemudian menemukan bahwa orang yang genomnya mengkodekan variasi golongan darah A memiliki peluang 16 persen lebih tinggi terkena stroke sebelum usia 60 tahun, dibandingkan dengan populasi golongan darah lainnya.

Bagi orang-orang yang memiliki gen golongan darah O1, risikonya lebih rendah hingga 12 persen. Tetapi, para peneliti mencatat bahwa risiko tambahan stroke pada orang dengan golongan darah A kecil, jadi tidak perlu terlalu panik.

"Kami masih belum tahu mengapa golongan darah A memberikan risiko yang lebih tinggi. Namun, kemungkinan besar hal itu ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit dan sel yang melapisi pembuluh darah serta protein sirkulasi lainnya, yang semuanya berperan dalam pembentukan bekuan darah," kata penulis senior dan ahli saraf vaskular Steven Kittner dari Universitas Maryland.

Kittner mengatakan bahwa temuan ini masih membutuhkan lebih banyak studi lanjutan untuk memperjelas mekanisme peningkatan risiko stroke pada orang dengan golongan darah A ini.

"Kita jelas memerlukan lebih banyak penelitian lanjutan untuk mengklarifikasi mekanisme peningkatan risiko stroke," kata Kittner.

Temuan penting lainnya dari penelitian ini didapatkan dari perbandingan orang yang terkena stroke sebelum usia 60 tahun dan mereka yang mengalaminya setelah usia 60 tahun.

Para peneliti menggunakan data dari sekitar 9.300 orang berusia di atas 60 tahun yang mengalami stroke. Serta data dari sekitar 25 ribu orang yang berusia di atas 60 tahun yang tidak mengalami stroke.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa peningkatan risiko stroke pada golongan darah A menjadi tidak signifikan pada kelompok stroke yang terjadi pada usia lanjut, yang menunjukkan bahwa stroke yang terjadi pada awal kehidupan mungkin memiliki mekanisme yang berbeda dibandingkan dengan stroke yang terjadi di kemudian hari.

Penulis mengatakan, stroke pada orang yang lebih muda kecil kemungkinannya disebabkan oleh penumpukan lemak di arteri (aterosklerosis) dan lebih mungkin disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pembentukan gumpalan darah.

Studi tersebut juga menemukan bahwa orang dengan golongan darah B sekitar 11 persen lebih mungkin terserang stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak terserang stroke, terlepas dari usia mereka.

Studi sebelumnya menunjukkan bahwa bagian genom yang mengkode golongan darah, yang disebut 'lokus ABO', dikaitkan dengan kalsifikasi arteri koroner, yang membatasi aliran darah, dan serangan jantung. Urutan genetik untuk golongan darah A dan B juga dikaitkan dengan risiko pembekuan darah yang sedikit lebih tinggi di vena, yang disebut trombosis vena.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article 6 Cara Ampuh Turunkan Kolesterol Tinggi Tanpa Obat

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |