Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus perceraian akibat permasalahan judi kembali melonjak dalam setahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah perceraian akibat judi pada 2024 menembus 2.889 kasus. Jumlah tersebut meningkat 83,77% dibandingkan 2023.
Judi bahkan menjadi penyebab perceraian terbanyak setelah perselisihan dan pertengkaran terus menerus, ekonomi, meninggalkan salah satu pihak, dan kekerasan dalam rumah tangga.
Kenaikan perceraian yang dipicu permasalahan judi justru terjadi di tengah turunnya angka perceraian secara keseluruhan. Jumlah kasus perceraian di Indonesia pada 2024 tercatat 399.921 atau turun 2,06% dibandingkan 2023.
Provinsi dengan kasus perceraian terbanyak akibat judi adalah DI Yogyakarta, kemudian disusul oleh Jawa Barat.
Kasus Judi Online Masif Sepanjang 2024
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan mengatakan nilai transaksi uang judi online mencapai Rp 900 triliun. Transaksi tersebut tercatat selama tahun 2024.
Besarnya nilai transaksi tersebut juga diikuti oleh banyaknya akses yang diputus oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dengan jumlah lebih dari 5,5 juta konten judi online hingga Desember 2024.
Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria menegaskan arti penting kolaborasi dan melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dalam pemberantasan judi online yang makin meresahkan.
Ia menyebutkan setidaknya ada 4 juta masyarakat Indonesia yang bermain judi online setiap hari.
"Yang lebih parah lagi, pemain judi online ini ada empat juta orang yang bermain judi online setiap harinya, termasuk 80.000 anak-anak yang bermain judi online," ujar Nezar dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (31/12/2024).
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan bahwa pada 2023 perputaran uang terkait judi online mencapai Rp327 triliun. Sedangkan pada 2024 kuartal pertama, perputarannya mencapai Rp110 triliun.
Artinya jika diasumsikan setiap kuartal terdapat Rp110 triliun, maka angkanya bisa menyentuh Rp440 triliun disepanjang 2024.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)