Jakarta, CNBC Indonesia - Senat Amerika Serikat mengambil langkah mengejutkan dengan menolak kebijakan tarif global Presiden Donald Trump yang diberlakukan terhadap lebih dari 100 negara.
Dalam pemungutan suara yang memperlihatkan perpecahan di internal Partai Republik pada Kamis (30/10/2025) tersebut, empat senator dari partai itu bergabung dengan seluruh anggota Demokrat untuk membatalkan tarif resiprokal yang diterapkan Trump melalui perintah eksekutif.
Dilansir The Guardian, dengan hasil akhir 51 banding 47, resolusi Senat ini menandai ketiga kalinya dalam sepekan para anggota Republik berpihak pada Demokrat untuk menentang kebijakan tarif Trump. Dua resolusi sebelumnya juga menolak pemberlakuan tarif terhadap Brasil dan Kanada.
Adapun menentang Trump merupakan langkah yang jarang diambil oleh anggota Partai Republik, terutama di masa jabatan keduanya. Namun pada kali ini, Senator Susan Collins dari Maine, Mitch McConnell dan Rand Paul dari Kentucky, serta Lisa Murkowski dari Alaska, memilih bergabung dengan kubu oposisi.
Keempat senator itu menilai kebijakan tarif sepihak Trump tidak hanya membebani ekonomi domestik, tetapi juga melemahkan hubungan perdagangan dengan sekutu lama Amerika Serikat.
Tarif resiprokal yang diterapkan Trump diberlakukan dengan alasan untuk menyamakan perlakuan dagang antara AS dan negara-negara mitra. Namun, kebijakan tersebut telah menimbulkan ketegangan di banyak sektor industri serta memicu protes dari berbagai mitra dagang utama AS yang terkena dampaknya.
Meski resolusi ini menjadi sinyal penolakan kuat di Senat, kemungkinan tindakan serupa di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tampaknya kecil. Awal tahun ini, mayoritas Partai Republik di DPR telah menetapkan aturan internal yang secara efektif memblokir resolusi terkait tarif agar tidak bisa dibawa ke pemungutan suara di lantai parlemen.
Langkah ini menjadikan resolusi Senat lebih bersifat simbolis, meskipun tetap dianggap sebagai bentuk penegasan terhadap batas kewenangan presiden.
Senator Demokrat Tim Kaine dari Virginia mengatakan bahwa penolakan bipartisan tersebut seharusnya menjadi peringatan bagi Trump.
"Saya belajar dari masa jabatan pertama Trump bahwa presiden cukup peka terhadap hal-hal seperti ini," kata Kaine.
"Ketika dia melihat anggota Partai Republik mulai menentang kebijakannya, meskipun jumlahnya kecil, hal itu biasanya meninggalkan kesan dan dapat membuatnya mengubah perilaku," tuturnya.
(luc/luc)
                    
                                                
    [Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Menang Lagi, Senat Loloskan RUU Kontroversial 'Utang' Rp53.000 T

 9 hours ago
                                3
                        9 hours ago
                                3
                    
















































