10 Negara dengan Jam Kerja Terpendek dan Terpanjang di Dunia

2 weeks ago 16

Jakarta, CNBC Indonesia - Work-life balance semakin menjadi aspek penting yang diperhatikan perusahaan demi kesejahteraan karyawannya. Salah satu faktor yang bis memengaruhi work-life balance adalah durasi jam kerja.

Rata-rata jam kerja di seluruh dunia berkisar antara 40 jam hingga 50 jam per minggu. Panjang durasi jam kerja dipengaruhi oleh banyak faktor seperti industri, negara, dan lain sebagainya.

Dari berbagai negara di seluruh dunia terdapat negara yang menekankan konsep work life balance dengan memperpendek jam kerja.

Berikut 5 negara dengan rata-rata jam kerja terpendek, menurut data Organisasi Kerja Internasional (ILO):

- Vanuatu: rata-rata 24,7 jam per minggu per orang yang bekerja

- Kiribati: rata-rata 27,3 jam per minggu per orang yang bekerja

- Mozambik: rata-rata 28,6 jam per minggu per orang yang bekerja

- Rwanda: rata-rata 28,8 jam per minggu per orang yang bekerja

- Austria: rata-rata 29,5 jam per minggu per orang yang bekerja

Berikut adalah 5 negara dengan jam kerja terpanjang, menurut ILO:

- Uni Emirat Arab: rata-rata 52,6 jam per minggu per orang yang bekerja

- Gambia: rata-rata 50,8 jam per minggu per orang yang bekerja

- Bhutan: rata-rata 50,7 jam per minggu per orang yang bekerja

- Lesotho: rata-rata 49,8 jam per minggu per orang yang bekerja

- Kongo: rata-rata 48,6 jam per minggu per orang yang bekerja

Penting untuk dicatat bahwa distribusi jam-jam ini tidak selalu merata. Di UEA, ada 46% dari karyawan yang bekerja lebih dari 49 jam seminggu, yang dianggap sebagai 'batas kerja berlebihan' oleh ILO. Sebagai perbandingan, hanya 8% dari mereka yang bekerja di Austria bekerja melebihi batas kerja berlebihan.

Rata-rata pekerja Amerika berada di peringkat tengah dengan 36,4 jam seminggu, menurut ILO. Angka ini lebih rendah daripada Korea Selatan (37,9 jam), China (46,1), Rusia (37,8) dan India (47,7).

Orang Amerika juga memiliki pekan kerja yang lebih panjang daripada rata-rata pekerja Uni Eropa yang 30,2 jam seminggu, menurut data tahun 2022 oleh Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Dalam survei yang dilakukan oleh Randstad Workmonitor, 43% warga Amerika mengatakan mereka merasa terdorong untuk siap sedia bekerja meski di luar jam kerja reguler.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Penyebab Tiket Konser Musik RI Lebih Mahal dari Singapura Cs

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |